Kamis, 08 Desember 2016

Praktik Calo Coreng Nama Besar Kampus Unhas



Sumber Data :
RAKYATKU.COM
Penulis: Ibnu Kasir Amahoru
Editor: Vkar Sammana

Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu saat memberikan keterangan terkait kasus calo di Kampus Unhas, Rabu (7/12/2016). FOTO: Fadel/Rakyatku.com
RAKYATKU.COM - Predikat kampus terbaik Universitas Hasanuddin (Unhas) tercoreng oleh ulah dua pegawai negeri sipil (PNS) di kampus tersebut, yakni Rahmatia dan Nurjannah Jalil.
Kedua orang itu menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan embel-embel Unhas. Mereka menjadi calo dengan modus bisa meluluskan calon mahasiwa baru (maba) di Fakultas Kedokteran kampus beralmamater merah itu.
Bermodal surat keputusan (SK) dan tanda tangan rektor yang telah dipalsukan, keduanya menjalankan aksi tipu-tipu terhadap belasan korban. Maharnya beragam, korban ada yang dimintai uang Rp150 juta hingga yang terbesar Rp400 juta untuk satu kursi di fakultas unggulan itu.
Awalnya, petualangan Rahma dan Nur bejalan mulus. Aksinya pernah terendus pihak kampus saat keduanya masih bekerja di Fakultas Hukum Unhas, namun tidak adanya alat bukti membuat rektorat kampus itu tidak mengeluarkan sanksi tegas.
Keduanya hanya dikenakan sanksi penurunan jabatan serta penundaan promosi kenaiakan jabatan. Sayang seribu sayang, keduanya tidak cepat berubah, sanksi itu hanya membuat ulahnya semakin ganas.
Berita Terkait:
Turun jabatan di bagian pengarsipan kampus, keduanya semakin leluasa memangsa korbannya. 19 orang tercatat menjadi korban dalam aksi tipu muslihat Rahma dan Nur. Total Rp1,79 miliar dimasukkan ke kantong sendiri.
Petualangan Rahma dan Nur akhirnya berakhir saat salah satu korban yang merasa tertipu melapor ke pihak berwajib. Adalah, Suriana (37) yang melaporkan keduanya, karena uang Rp400 juta yang digunakan untuk biaya anaknya masuk Fakultas Kedokteran Unhas lenyap tanpa jejak.
Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu berang. Ia merasa malu, kampus yang ia pimpinnya seakan menjadi korban penderitaan oleh ulah kedua pegawainya itu. Betapa tidak, Unhas yang biasanya melahirkan prestasi mendadak dicibir gegara kasus tersebut.
"Saya tegaskan, kasus calo itu bekerja di luar sistem yang telah kami bangun. Terkait permasalahan SK dan tanda tangan saya yang dipalsukan, itu semua sebagai bukti jika mereka bekerja di luar jalur yang telah kami tentukan," ucap Dwia dengan nada tinggi, Rabu (7/12/2016), saat menggelar jumpa pers di Lantai 8 Gedung Rektorat Unhas.
Dwia menyebut, kasus ini bisa saja menjadi akhir dari petualangan para calo yang menjual kampus Unhas untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan resiko. Apalagi, ditegaskan Dwia, ada 14 orang yang sementara ditelisik keterlibatannya dalam perkara itu.
"Yang 14 orang ini berasal dari luar kampus Unhas. Sekarang sementara diselidiki keterlibatanya," beber Dwia.
Dwia sangat menyayangkan, jika untuk masuk ke universitas, masyarakat Kota Makassar masih muda tertipu oleh rayuan oknum-oknum tak bertanggung jawab. Padahal, saat ini teknologi digital tidak boleh lagi disingkirkan dari kehidupan masyarakat.
"Bisa buka lewat situs resmi kami, disitu ada panduan tentang jalur penerimaan. Lengkap dengan jadwal penerimaannya. Untuk sekarang kami memiliki empat jalur penerimaan, pertama itu jalur undangan, kedua test nasional, ketiga jalur mandir, dan keempat jalur khusus mahasiswa internasional," jelas Dwia.
Di luar empat jalur tersebut, sambung Dwia, itu bukan Unhas yang menggelarnya. "Kalau ada penerimaan tidak jelas, penerimaan kasak-kusuk jangan mudah percaya. Tidak ada itu penambahan kuota, dan lain-lain. Setiap tahun kami sudah dijatah, fakultas ini sekian, fakultas itu sekian," paparnya.
Ke depan, Dwia berharap, masyarakat bisa secara terbuka melaporkan, jika saja masih ada korban calo yang belum mengadukan kasus terebut. "Untuk antisipasi, kita akan rutin menggelar pembinaan mulai tataran dosen ke bawah. Tujuannya, kami tidak mau lagi ada kasus seperti ini terjadi," kata Dwia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polsek Tamalanrea, AKP Sahar mengemukakan, saat ini pihaknya masih fokus melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Menurut dia, penyidiknya sangat berhati-hati dan tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Pasalnya, ia menduga masih banyak korban yang belum melapor. Berikut barang bukti yang ditengarai masih dalam penguasaan pelaku.
"Kami sangat hati-hati menangani kasus ini, kalau penetapan tersangka semua masih penyelidikan. Saksi-saksi masih kami periksa, barang bukti dan alat bukti lain juga diduga masih ada. Ini masih akan kami kembangkan," kata Sahar, sesaat lalu.
Sahar mengatakan, kedua pelaku saat ini masih dimintai keterangan sejak kemarin. Hasil keterangan itu nanti akan dicocokan dengan keterangan saksi lainnya.
"Intinya, semua akan kami proses sesuai hukum yang berlaku," demikian mantan Kanit Reskrim Polsek Rappocini itu.

Tidak ada komentar:

Bagi seorang blogger dengan blog pribadinya tentu lebih memiliki kebebasan dalam hal menulis. Bukan tanpa aturan, namun tentu dalam pengambilan tema tulisan lebih independen. Beberapa penulis blog pribadi memang tak jarang yang mengambil tema tertentu pada blognya. Misalnya tema blogging, bisnis dan desain. Tapi sebagian lainnya tidak menentukan tema pada blognya. Hal ini terjadi karena seorang penulis blog pribadi lebih sering menulis hal-hal yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tema blognya pun bermacam-macam. Intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi mungkin merupakan satu kendala yang besar. Terlebih bila ia bukan seorang blogger yang serius menekuni dunia blogging. Dunia blogging baginya hanya sebuah refreshing. Rutinitas seharian membuatnya bosan. Sehingga perlu suatu tempat baru untuk menyampaikan rasa bosannya tersebut. Dengan menuliskan perasaannya di blog, seseorang bisa menjadi lebih lega. Seperti menuliskan buku diary. Menyampaikan perasaan lewat tulisan memang bagi sebagian orang sangat efektif untuk mengurangi beban pikiran yang membuatnya gundah gulana. Seorang blogger yang baik tentu harus serutin mungkin meng-update postingan, disamping juga membuat tulisan yang bermutu. Kesibukan di dunia nyata menyita lebih banyak waktu dibandingkan dunia maya. Sebagai manusia normal mengurusi dunia nyata adalah prioritas utama dibanding dengan dunia maya. Namun, bagaimana dengan orang yang pekerjaannya memang harus bergulat di dunia maya? Seorang yang memang bekerja dengan dunia maya pastilah lebih banyak menghabiskan waktunya di internet. Karena internet adalah prioritasnya. Tentu berbeda dengan seorang yang lebih memiliki kesibukan di dunia nyata. Karena itu, intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi biasanya lebih jarang dibandingkan blogger yang memang memprioritaskan blog.