Selasa, 24 Februari 2015

Persyaratan

Mahasiswa pengusul PKM-AI diharuskan memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut.
  1. Peserta PKM-AI adalah kelompok mahasiswa yang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama . Untuk perguruan tinggi yang bidang kepakarannya terbatas diperkenankan juga untuk bermitra dengan perguruan tinggi lain berdasarkan atas kepakaran yang diperlukan. Legalitas proposal tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi perguruan tinggi dari Ketua Kelompok Pengusul. Keanggotaan mahasiswa disarankan berasal dari minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda.
  2. Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM-AI yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM-AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa artikel PKM-AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan kemungkinan seorang mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam kelompok yang berbeda. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan terlibat sebanyak-banyaknya 2 (dua) artikel PKM-AI, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota kelompok, atau kedua-duanya sebagai anggota kelompok.
  3. Seorang dosen pembimbing diperkenankan membimbing lebih dari satu kelompok pengusul PKM-AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan yang telah selesai dilakukan, maksimum 5 (lima) kelompok.

Tidak ada komentar:

Bagi seorang blogger dengan blog pribadinya tentu lebih memiliki kebebasan dalam hal menulis. Bukan tanpa aturan, namun tentu dalam pengambilan tema tulisan lebih independen. Beberapa penulis blog pribadi memang tak jarang yang mengambil tema tertentu pada blognya. Misalnya tema blogging, bisnis dan desain. Tapi sebagian lainnya tidak menentukan tema pada blognya. Hal ini terjadi karena seorang penulis blog pribadi lebih sering menulis hal-hal yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tema blognya pun bermacam-macam. Intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi mungkin merupakan satu kendala yang besar. Terlebih bila ia bukan seorang blogger yang serius menekuni dunia blogging. Dunia blogging baginya hanya sebuah refreshing. Rutinitas seharian membuatnya bosan. Sehingga perlu suatu tempat baru untuk menyampaikan rasa bosannya tersebut. Dengan menuliskan perasaannya di blog, seseorang bisa menjadi lebih lega. Seperti menuliskan buku diary. Menyampaikan perasaan lewat tulisan memang bagi sebagian orang sangat efektif untuk mengurangi beban pikiran yang membuatnya gundah gulana. Seorang blogger yang baik tentu harus serutin mungkin meng-update postingan, disamping juga membuat tulisan yang bermutu. Kesibukan di dunia nyata menyita lebih banyak waktu dibandingkan dunia maya. Sebagai manusia normal mengurusi dunia nyata adalah prioritas utama dibanding dengan dunia maya. Namun, bagaimana dengan orang yang pekerjaannya memang harus bergulat di dunia maya? Seorang yang memang bekerja dengan dunia maya pastilah lebih banyak menghabiskan waktunya di internet. Karena internet adalah prioritasnya. Tentu berbeda dengan seorang yang lebih memiliki kesibukan di dunia nyata. Karena itu, intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi biasanya lebih jarang dibandingkan blogger yang memang memprioritaskan blog.