Selasa, 27 Desember 2016

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Ditemukan Tergantung di Pohon Mangga




RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Warga BTN Antara Blok A, Tamalanrea, geger. Gara-gara, ditemukannya Yansor Djaya Sitorus dalam keadaan tak bernyawa. Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bergelar doktor ini, ditemukan dalam posisi tergantung di pohon mangga. 
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Burhanuddin, mengatakan, usai menerima laporan, pihaknya langsung menuju lokasi kejadian.
"Kemarin, korban ditemukan dalam posisi tergantung dengan menggunakan tali tambang nilon warna biru yang sudah diikatkan ke batang pohon mangga. Tingginya kurang lebih 2 meter dan posisi tali tambang tersebut dibentuk seperti lingkaran," kata Burhanuddin sesaat lalu, Rabu (28/12/2016).
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Syaharuddin mengungkapkan, setelah mendapat informasi sekira pukul 17.30 Wita, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan awal.
Menurutnya, ada bekas memar di bagian leher korban akibat dugaan gantung diri yang dilakukan menggunakan tali.
"Jadi kuat dugaan dia gantung diri. Sejauh ini ada beberapa sudah kita minta keterangan. Sementara kalau pengakuan istrinya, korban ini memang ada penyakitnya. Kalau malam sulit tidur," kata Syaharuddin.

Kamis, 08 Desember 2016


Praktik Calo Coreng Nama Besar Kampus Unhas



Sumber Data :
RAKYATKU.COM
Penulis: Ibnu Kasir Amahoru
Editor: Vkar Sammana

Gila!! Dua Wanita Calo Masuk ke Unhas Raup Lebih dari Rp 1 Miliar




Sumber data:
(jul-ita/rus/jpnn)

MAKASSAR - Aksi percaloan masuk ke Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang dilakukan dua wanita berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), terbongkar.
Dua wanita itu adalah Rahmatia alias Ita (36), beralamat di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Tallo, Makassar. Ia bekerja sama dengan Nurjannah Jalil (53), warga Jalan Bangkala Dalam 2 nomor 127 Makassar.
Rahmatia diketahui sebagai staf di bagian Arsip Rektorat Unhas. Sementara Nurjannah mengaku sebagai PNS. Keduanya diamankan anggota Polsek Tamalanrea, Senin (5/12) kira-kira pukul 14.30 Wita. 
Mereka sempat semalaman berada di Mapolsek Tamalanrea. Usai menjalani pemeriksaan intensif di tempat ini, Nurjannah dan Rahmatia kemudian diserahkan ke Unit Reskrim Polrestabes Makassar, Selasa (6/12) siang.
Kepala Humas dan Protokol Unhas, M Dahlan Abubakar, kemarin mengonfirmasi jika Rahmatia adalah PNS di rektorat Unhas. Sementara Nurjannah yang disebut-sebut sebagai peluncur dalam kasus ini, tidak diketahui bekerja di mana.
”Kalau Rahmatia memang PNS di bagian Arsip Rektorat. Kalau Nurjannah, saya tidak tahu. Katanya PNS guru,” ujar Dahlan, seperti dikutip dari Berita Kota Makassar, Rabu (7/12).
Dia mengakui, Rahmatia memang bermasalah. Dia sebelumnya ditempatkan di Fakultas Hukum (FH). Namun ada laporan yang masuk ke rektorat kalau Rahmatia suka memalak mahasiswa. Akhirnya ia dipindahkan ke bagian arsip rektorat agar tidak lagi berhubungan dengan mahasiswa.
Meski telah dipindahkan, perilaku Rahmatia tak berubah. Sebaliknya, malah menjadi-jadi. Ia menjadi calo penerimaan maba. Janjinya, bisa meloloskan masuk ke Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).
"Kalau untuk masuk FKG, dia memasang tarif Rp 135 juta. Sementara untuk Fakultas Kedokteran, ada dua laporannya. Masing-masing Rp 400 juta dan Rp 200 juta,” beber Dahlan.
Kelakuan Rahmatia tak sampai di situ. Ia bahkan nekat memalsukan surat keputusan (SK) penetapan 19 orang mahasiswa yang diterima lewat jalur mandiri di Fakultas Kedokteran.
"Keterangan yang diperoleh dari WR (Wakil Rektor) III (DR Ir Abd Rayid Abdul Jalil,MSi), uang telah dikumpulkan Rahmatia mencapai Rp 1.079.000.000. Untuk angka itu, 19 orang membayar Rp 100 juta saja, sudah mencapai Rp 1,9 miliar. Mungkin belum semua membayar. Baru sebagian,” terang Dahlan.
Menyusul penangkapan Rahmatia bersama seorang komplotannya, Dahlan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum. ”Apapun hasilnya akan kami ikuti. Biarkan polisi bekerja,” imbuhnya.
Bagaimana dengan sanksi? Dahlan menegaskan, jika nantinya palu hakim menjatuhkan vonis di atas lima tahun penjara, otomatis Rahmatia akan dipecat dari statusnya sebagai PNS. Namun, jika kurang dari lima tahun, akan dikenai sanksi disiplin PNS.
”Sebagai PNS akan ada sanksi yang diberikan. Untuk saat ini proses hukum formal dulu yang berjalan. Setelah itu sanksi disiplinnya,” tegas Dahlan.
Terpisah, Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol H Burhanuddin membenarkan penangkapan Rahmatia bersama rekannya, Nurjannah. Ia kemudian menjelaskan kronologi pengungkapan kasus ini.
Bermula ketika keduanya diamankan di rektorat Kampus Unhas, Senin (5/12) siang. Mereka diduga telah melakukan penipuan terhadap calon mahasiswa baru (maba) yang hendak masuk ke FK Unhas.
Informasi itu kemudian ditindaklanjuti. Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea menginstruksikan Panit II, Ipda Alimuddin untuk meluncur ke kampus Unhas.
Benar saja. Kedua perempuan itu telah diamankan di gedung rektorat. Selanjutnya mereka dibawa ke Mapolsek Tamalanrea untuk menjalani pemeriksaan.
Kepada polisi yang memeriksanya, Nurjannah memberi penjelasan. Awalnya, ia sementara mengurus anak perempuannya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Unhas. Saat itu ia meminta bantuan kepada Dr Rahman.
Namun, Dr Rahman mengarahkan Nurjannah ke Rahmatia, yang disebut sebagai panitia penerimaan. Keduanya kemudian berhasil bertemu.
Rahmatia menyatakan sanggup untuk mengurus anak Nurjannah masuk Fakultas Kedokteran Unhas. Pada saat bersamaan, Rahmatia menawarkan kepada Nurjannah mencari orang lain yang berminat masuk Fakultas Kedokteran. Ia berdalih, masih ada kuota kosong yang belum terisi.
”Nurjannah kemudian menyampaikan hal tersebut kepada anaknya yang juga seorang dokter. Informasi itu selanjutnya disampaikan ke perempuan Aqilah dan Ikeh. Aqilah lalu menyampaikan kepada ibunya. Dia mengiyakan dan menyatakan bersedia anaknya diurus masuk Fakultas Kedokteran dengan biaya Rp 325 juta,” terang Burhanuddin menirukan penjelasan Nurjannah.
Beberapa waktu berselang, orang tua Aqilah mempertanyakan realisasi janji tersebut. Janji tinggal janji. Rahmatia hanya selalu meminta untuk bersabar, karena sementara diurus.
Karena tak kunjung ada bukti, orang tua Aqilah kemudian bermaksud memasukkan anaknya di Fakultas Kedokteran universitas swasta di Makassar. Dia pun meminta agar uangnya dikembalikan.
Namun, Rahmatia tak bisa memenuhi permintaan tersebut. Dia pun akhirnya dilaporkan ke Polsek Tamalanrea dan menjalani pemeriksaan intensif di Unit Reskrim Polrestabes Makassar. (jul-ita/rus/jpnn)


Bagi seorang blogger dengan blog pribadinya tentu lebih memiliki kebebasan dalam hal menulis. Bukan tanpa aturan, namun tentu dalam pengambilan tema tulisan lebih independen. Beberapa penulis blog pribadi memang tak jarang yang mengambil tema tertentu pada blognya. Misalnya tema blogging, bisnis dan desain. Tapi sebagian lainnya tidak menentukan tema pada blognya. Hal ini terjadi karena seorang penulis blog pribadi lebih sering menulis hal-hal yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tema blognya pun bermacam-macam. Intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi mungkin merupakan satu kendala yang besar. Terlebih bila ia bukan seorang blogger yang serius menekuni dunia blogging. Dunia blogging baginya hanya sebuah refreshing. Rutinitas seharian membuatnya bosan. Sehingga perlu suatu tempat baru untuk menyampaikan rasa bosannya tersebut. Dengan menuliskan perasaannya di blog, seseorang bisa menjadi lebih lega. Seperti menuliskan buku diary. Menyampaikan perasaan lewat tulisan memang bagi sebagian orang sangat efektif untuk mengurangi beban pikiran yang membuatnya gundah gulana. Seorang blogger yang baik tentu harus serutin mungkin meng-update postingan, disamping juga membuat tulisan yang bermutu. Kesibukan di dunia nyata menyita lebih banyak waktu dibandingkan dunia maya. Sebagai manusia normal mengurusi dunia nyata adalah prioritas utama dibanding dengan dunia maya. Namun, bagaimana dengan orang yang pekerjaannya memang harus bergulat di dunia maya? Seorang yang memang bekerja dengan dunia maya pastilah lebih banyak menghabiskan waktunya di internet. Karena internet adalah prioritasnya. Tentu berbeda dengan seorang yang lebih memiliki kesibukan di dunia nyata. Karena itu, intensitas posting bagi seorang penulis blog pribadi biasanya lebih jarang dibandingkan blogger yang memang memprioritaskan blog.